Finding Dory, Film yang Bikin Baper #Day1

“Kita mau ke mana, Bu?”
“Nonton bioskop”
“Film kukupanda (Kungfu Panda)?”
“Finding Dory, Adis. Nanti kita nonton sama Aunty Pi”
“Film apa?”
“Film ikan ikan”
“Ikan itu fish?”
“Iya. Finding Dory itu film ikan ikan. Ikan itu fish. Bener, pinter!”
“Besok Adis mau nonton kukupanda sama uncle ya Bu? Hari ini nonton film fish dulu”

Nah, gitu dramanya kalo ngajakin Andara ke bioskop. Entah kenapa DIA selalu ingat sama film Kungfu Panda yang ditontonnya sama uncle dan auntynya. Padahal setelah itu banyak film lain yang ia tonton, kayaknya berkesan sekali sama DIA.

Sebenarnya untuk urusan ke bioskop, biasanya yang ngajakin Andara ya aunty sama unclenya. Hampir semua film animasi mereka tonton. Ibu sama Bapaknya ya pacaran lagi. Hehehe…

Nah, pernah satu kali kita nyoba nonton bioskop bertiga. Filmnya Angry Bird 2. Senang dong Adis, soalnya jarang sekali nonton bareng bapak dan ibunya. Untung DIA ga rewel, nangis atau mau minta pulang seperti yang dikhawatirkan sebelumnya. Anaknya anteng banget, nonton sambil makan pop corn. Diajak ngobrol aja ga ngedip lagi. Sukses deh pokoknya acara nonton bioskop bareng.

Sip dong Adis sudah makin enak dibawa ke mana-mana. Nah, hari senin (20/06/2016) kemarin kita nonton bioskop lagi deh, Finding Dory. Kali ini cuma bertiga, Ibu, Adis, dan Aunty Pi. Bapaknya lagi lembur, sementara ibunya dapat rezeki liburan sekolah sebulan. Suntuk juga dong sebulan di rumah aja, makanya kita cari hiburan dengan biaya murah meriah.

Horeee! Film Finding Dory ini ceritanya bagus. Bikin baper. Ceritanya si Dory (ikan blu, kata Adis) teringat dengan orangtuanya dan ia memutuskan untuk mencari mereka. Ditemani Marlyn dan Nemo, mereka berpetualang. Namun, di tengah perjalanan mereka terpisah dan masing-masing memiliki cerita petualangan yang sungguh luar biasa. (Ntar kalau ditulis semua jadi spoiler)

Petualangan membawa mereka menemui teman-teman baru, ada gurita yang jagonya seperti Jackie Chan, ada si burung pembawa ember, ada si gendut singa laut dan teman-teman lama seperti si penyu berusia ratusan tahun, ikan paus yang cantik manja dan lain-lain.

Bagi saya, banyak hal mengharukan dari film ini, dimulai dari Dory yang terkenang ketika pertama kali ia terpisah dari orangtuanya sedangkan ia masih kecil dan sulit sekali mengingat apapun. Masih ingat kan di Film Finding Nemo bagaimana Dory seolah jadi badut lucu karena ia pelupa? Nah, di sini penyakit itu membuat ceritanya jadi mengharu biru. Dengan segala keterbatasannya Dory berusaha untuk terus bertahan hidup.

Ah, di tengah-tengah film Saya jadi melirik Andara. Bisakah ia nanti menghadapi dunia luar yang asing? Akankah ia menjadi seorang anak yang pemberani dan ceria seperti Dory? Ya, harapan saya begitu. Meski mungkin orangtuanya tak selalu bersamanya.

“Keep swimming, Dory!”
Berbuatlah sesuatu, kalahkan tantangan di hadapanmu. Tuhan selalu membantu dengan mengirim teman baik, saudara baru dan dunia yang indah. Apa yang dilakukan Dory ketika ia menghadapi kesulitan? Satu kuncinya, tidak menyerah. Hingga di akhir cerita, Dory akhirnya bertemu dengan orangtuanya di tempat terakhir mereka terpisah.

“Lihat! Kerang! Ada banyak kerang! Ikuti saja kerangnya dan kau akan dituntun kembali ke rumah.”

Ya, adalah orangtua yang selalu ingin hal terbaik untuk anaknya, adalah orangtua yang selalu ingin membantu anaknya dan merekalah orangtua yang sebenarnya, yang bersyukur dikaruniai kamu apa adanya, yang menuntun dan mengajarimu menjadi seorang dewasa. Mereka juga, orangtua yang menantimu di rumah tua mereka, menanti anak cucunya berkunjung dan berkumpul bersama…

“I see skies are blue, red roses too. I see they’re bloom for me and you and I think to myself, what a wonderful world”